Pada tanggal 14 November 2013, sebuah surat kabar ternama di Prancis, bernama Liberation mengeluarkan edisi tanpa foto. ini adalah bentuk dukungan mereka terhadap fotografer diseluruh dunia. Bisa dibayangkan jika semua surat kabar, baik media cetak maupun media elektronik menyajikan berita tanpa sebuah foto. Ternyata, edisi revolusioner tersebut menyadarkan pembaca dan segenap direksi dan redaksi media massa bahwa sebesar apapun sebuah berita/peristiwa tidak akan menarik tanpa dilengkapi foto jurnalistik. Foto jurnalistik tak tergantikan.
Sumber :http://dvafoto.mscottbrauer.com/ |
Terpaan video yang membanjiri media elektronik
(televisi dan media online) ternyata tidak mengusik kekuatan foto itu sendiri. Video merupakan bentuk dari kesempurnaan sebuah informasi
yang mampu menggabungkan antara audio dan visual (gambar bergerak) secara real
dan detail. Berbeda dengan sebuah foto, ia hanya gambar dua dimensi (2D) yang
meng-capture sebuah elemen tertentu berupa sebuah adegan/peristiwa untuk
disiarkan kepada pembaca. Lantas apa yang menyebabkan foto jurnalistik masih
bertahan hingga kini?.
Kita menjadi saksi bagaimana salah satu media
tertua didunia, seperti radio yang kini mulai ditinggalkan oleh sebagian orang
dan terancam punah. Media cetak yang dulu merajai berangsur mulai mentransformasikan
dirinya menjadi media online seiring oplah menjualan yang kian menurun.
Foto dan video tidaklah sama, kedua media ini
memiliki ketuatan masing-masing, baik dari penyajiannya maupun kekuatan pada daya
ingat. Dari sisi penyajian bisa jadi foto kalah faktual dari pada video, karena
video bisa menjelaskan sebuah peristiwa dari detik perdetik hingga menit
permenit secara lugas dan detil. Berbeda halnya dengan foto, ia hanya mampu
merekam satu adegan namun mampu mewakili sebuah cerita/peristiwa. Namun ia bisa
memangkas waktu pembaca dan bisa memberikan makna dan penafsiran yang luas
terhadap sebuah foto.
Kekuatan foto yang sangat menarik adalah dari
segi kekuatan daya ingat. Karena sifatnya yang dokumentatif, sebuah foto akan membekas
lebih lama dalam ingatan pembaca ketimbang mengingat video. Karena tak ada
orang tyang bisa mengingat video secara detil. Inilah salah satu kekuatan foto
jurnalistik yang tidak dimiliki oleh video.
Foto jurnalistik adalah foto yang memiliki
nilai berita, atau foto yang menarik bagi pembaca tertentu. Wilson Hick,
redaktur senior majalah LIFE (1937-1950), dalam bukunya ‘World and Picture’
mengatakan bahwa foto jurnalistik merupakan sebuah media komunikasi yang
menggabungkan elemen visual dan verbal.
Elemen verbal yang berupa kata-kata disebut caption.
Caption adalah teks yang menyertai foto jurnalistik.
Biasanya caption dibuat dalam dua kalimat, kalimat pertama menjelaskan
isi foto atau menerangkan subjek foto, sementara kalimat kedua data pendukung
yang dimiliki oleh fotografer ketika
dilapangan. Caption dibuat dalam kalimat aktif secara ringkas , memuat
konteks foto, tidak bertele-tele namun gamblang. Tidak boleh memasukkan unsur opini dan harus
tetap mengacu pada unsur 5W+1H. Caption yang baik mampu merangsang
pembaca untuk membaca isi berita lebih jauh serta mempertemukan foto dengan
konteksnya.
Ada dua penulisan caption dalam jurnalistik,
yaitu, the complete caption dan the published caption.
1. The Complete Caption
Bentuk penulisan caption ini memuat
semua informasi cerita dalam foto yang mengacu pada kelengkapan data yang
memenuhi unsur 5W + 1 H. Penulisannya berformat gaya penulisan berita yang
dapat menjawab semua pertanyaan terkait foto jurnalistik.
the complete caption |
2. The Published Caption
Penyajian published caption lebih
ringkas karena tidak semua informasi tidak dapat dimuat karena foto sebagai pendukung dan penguat
sebuah berita. Biasanya caption ini terdiri dari satu kalimat yang hanya
memenuhi unsur, apa, siapa, dan keterangan waktu dan tempat. The published
caption biasanya memuat judul caption (over line) – yaitu
garis memisa berupa strip (- ) dan keterangan foto.
the published caption |
Jenis-jenis foto jurnalistik.
1. Spot News Photo
Yaitu foto yang menekankan pada kejadian utama sebuah
peristiwa, foto diambil secara spontan, bersifat insidentil atau tanpa
perencanaan sebelumnya (tidak terduga). Sama seperti hard news, foto spot
news bertutur lugas, karena sifatnya
yang mudah basi dan ia harus disiarkan sesegera mungkin.
2. General News
General news adalah foto-foto yang diabadikan
dari peristiwa yang terjadwal dan sudah diketahui sebelumnya. Seperti acara peringatan
kemerdekaan Indonesia, pelantikan presiden, berita olah raga, demonstrasi,
pameran, konser dan lainnya. General
news juga berarti berita bersifat umum.
3. People in The News
Yaitu foto orang-orang yang memiliki
nilai berita, atau menggambarkan profil tokoh tertentu dalam suatu berita. Foto
jenis ini memunculkan keunikan, kelucuan, kekuatan atau ciri lain dari
seseorang yang membuat pembaca merasa kagum. Misal, foto Jokowi, tokoh bangsa,tokoh
dunia, pejabat tertentu mendadak viral karena tersandung korupsi, dan lainnya.
4. Daily Life Photo
Foto mengenai kehidupan sehari-hari
yang terjadi di sekeliling manusia. Foto jenis ini biasanya menampilkan pesan kemanusiaan,
atau foto human interest. Foto yang dapat menggugah rasa kemanusiaan bagi
pembaca. Misal, foto perjuangan seorang perempuan bertahan hidup dengan menjual
jambu jombang di pinggir jalan. Atau foto perjuangan seorang anak berjalan
sejauh 2 km untuk sampai ke sekolahnya, dan lain sebagainya.
5. Potrait Photo
Foto yang menampilkan sosok wajah
seseorang, baik secara close up atau medium shot. Foto jenis ini memvisualisasikan
keunikan atau ciri khas seseorang.
6. Sport Photo
Foto yang berhubungan dengan olah
raga.
7. Science and Technology
Foto-foto yang diambil dari
peristiwa yang ada kaitannya dengan pengetahuan dan teknologi. Seperti foto
pameran otomotif, pameran robot, computer dan lainnya.
8. Art and Culture Photo
Foto yang dibuat dari peristiwa yang berkaitan
dengan seni dan budaya. Seperti pementasan seni, kegiatan pelestarian budaya,
pacuan kuda tradisional, tarian masal tradisional dan lain sebagainya.
9. Nature and Environment
Foto tentang alam dan lingkungan. Jenis foto
ini selalu menarik dan berpotensi menjadi isu global apabila dikemas dengan
baik dan data yang kuat. Manusia, hewan-hewan, kondisi lingkungan dan habitat
yang dilindungi merupakan perwakilan dari nature.
Setiap tahunnya lembaga foto dunia, World
Press Photo (WPP) rutin membuat photo contest bertaraf internasional terhadap
foto jurnalistik. Katagori foto yang diperlombakan antara lain, spot photo,
general news, people in the news, daily life photo, portrait, sport photo,
science and technology, art and culture, nature and environment, dan photo story.
Di tanah air sendiri, ada Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) yang setiap
tahunnya memberi penghargaan melalui kontestasi foto jurnalistik.
----
ikbal fanika.
Penulis adalah pengajar fotografi jurnalistik di Universitas Islam
Negeri Ar Raniry, Banda Aceh. Saat ini bekerja sebagai redaktur/editor di Theacehpost.com.
0 komentar